Medan-Mediadelegasi : Pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa memicu beragam interpretasi publik, terutama setelah pernyataan Purbaya di awal masa jabatannya menimbulkan kritik. Menurut Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Asprindo), Prof Didin S Damanhuri, hal ini menunjukkan Purbaya belum sepenuhnya memahami perannya sebagai menteri.
“Kalau saya menilai, mungkin karena dia belum pernah menjadi menteri. Seperti kita pahami, seorang menteri itu tak hanya jabatan teknokrat, tapi juga jabatan politis,” kata Didin kepada wartawan, Jumat (12/9/2025). Didin menjelaskan bahwa seorang menteri harus mampu mengombinasikan profesionalisme dengan kemampuan menyerap aspirasi publik, sesuatu yang dianggap belum dimiliki Purbaya.
Didin menambahkan, pernyataan Purbaya yang menyebut “rakyat hanya sibuk meningkatkan pendapatan tak perlu berdemo” jika ekonomi tumbuh 6-7% mencerminkan pola pikir ekonometris yang terlalu sempit. “Menurut saya, menkeu baru ini masih tipikal orang yang belum pernah bergelut dalam kompleksitas bagaimana kebijakan itu harus disusun,” ungkapnya. Sebagai seorang insinyur yang kini terjun ke bidang ekonomi, Didin menilai Purbaya terlalu fokus pada data dan angka tanpa mempertimbangkan aspek sosial dan politik yang lebih luas.
Peran Sentral Menteri Keuangan dan Tantangan Baru
Melihat respons awal tersebut, Didin menyarankan Purbaya untuk segera belajar dari pengalaman pasca-pelantikan. Ia menekankan bahwa jabatan Menteri Keuangan memiliki peran sentral yang sangat strategis dalam membantu Presiden. “Dia harus belajar, sebagai menteri bidang ekonomi, dia harus bertanggung jawab pada ekonomi fiskal,” ujar Didin.
Tantangan bagi Purbaya adalah untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dibanding pendahulunya. Didin berharap Purbaya mampu merancang kebijakan yang bisa secara langsung mengatasi berbagai isu krusial di Indonesia, seperti target pertumbuhan ekonomi, masalah ketimpangan, rasio pajak yang rendah, dan penumpukan utang.
Meskipun demikian, Didin melihat adanya potensi positif dari latar belakang pendidikan Purbaya sebagai insinyur. Ia berharap Purbaya bisa mengombinasikan pendekatan ekonomi dengan faktor-faktor determinan lain, sehingga mampu membawa perspektif baru dalam pengelolaan kebijakan fiskal.






