Presiden Yugoslavia pernah menanyakan Bung Karno bagaimana mempersatukan Indonesia yang terdiri beribu pulau, beragam suku, golongan, agama dan kepercayaan tapi Bung Karno dengan konsep brilian dan percaya diri menunjukkan rasa optimismenya mengatakan bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) bangsa Indonesia.
Bung Karno bahkan dengan jiwa patriotismenya mengatakan bahwa dia telah menggali jauh dalam bumi nusantara mengenai tradisi-tradisi sendiri dan menemukan lima butir mutiara yang indah; ini lah yang termaktub sebagai lima sila dalam Pancasila.
Sebagai penghargaan tertinggi kepada para tokoh bangsa dalam merumuskan Pancasila, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pada tanggal 1 Juni 2016 menerbitkan Keppres No. 24 Tahun 2016 mengenai hari lahir Pancasila dan juga sebagai hari libur nasional yang telah diberlakukan sejak tahun 2017 yang lalu.
Presiden Joko Widodo mewujudnyatakan jasmerah ini sebagai penghormatan tertinggi atas jasa para pahlawan yang telah bersusah payah menggali dan merumuskan ideologi Negara Pancasila, yang berimplikasi stratejik sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sepanjang masa.
Penulis mencatat bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) bangsa Indonesia memiliki fungsi sebagai pedoman dalam bertindak dan berperilaku sehari-hari sesuai dengan tuntutan nilai nilai dari lima tersebut.
Kita jaga hubungan dengan Tuhan, aktualisasi nilai-nilai kemanusiaan, kerukunan dengan sesama, wujud musyawarah dan adil dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan telaahan penulis, Bung Karno bersama para pejuang lainnya telah berhasil meramu lima mutiara yang indah sebagai akar budaya bangsa Indonesia dan sebagai perekat bangsa Indonesia sehingga tetap utuh sepanjang masa.
Namun, jasmerah juga tetap kita ingat bahwa ulah segelintir oknum yang pernah mencobai dan menjatuhkan bahkan berniat mengganti Pancasila sebagai ideologi negara merupakan pembelajaran berharga meskipun pahit agar masyarakat Indonesia jangan gampang tergoda untuk melakukan penyelewengan pada masa yang akan datang.
Alhasil cobaan yang pernah terjadi selama ini tetap gagal atau sirna belaka alias tidak berdaya mengganggu ideologi Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mengapa Pancasila begitu sakti?, karena masih kuatnya dukungan mayoritas bangsa Indonesia yang memiliki jiwa dan nilai luhur budaya yang melekat dalam dirinya dan punya keinginan hidup bersatu, hidup rukun dan hidup damai serta kuatnya nilai toleransi yang terbaik secara alamiah di tengah-tengah kehidupan sehari-hari dimanapun rakyat Indonesia berada.
Bangga menjadi bangsa Indonesia bila kita bertemu sesama bangsa Indonesia baik di Indonesia maupun di luar negeri. Inilah nilai luhur kebangsaan yang yang tidak tertandingi kekuatan nilainya dan bermakna berimplikasi strategis untuk kerukunan dan kedamaian bangsa serta keutuhan NKRI.
Terima kasih kita kepada Bung Karno atas nilai mutiara yang ditorehkan dalam rumusan Pancasila sehingga kami semua anak-anak mu terhindar dari segala bentuk perkelahian guna mengabadikan Pancasila sebagai Ideologi Negara sepanjang masa.*** (Penulis adalah Guru Besar Universitas Jambi, mantan Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Kemsetneg RI, mantan Rektor Unika Santo Thomas Sumatera Utara)