IPW Desak Bareskrim Polri Tuntaskan Kasus Lahan di Kampar

Ilustrasi. Foto tribratanews.sulbar.polri.go.id

Jakarta-Mediadelegasi: Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Bareskrim Polri menuntaskan perampasan 390 hektar lahan milik petani desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, diduga melibatkan mafia tanah yang bernaung dalam perusahaan PTLH.

Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi bahwa Polri jangan ragu-ragu mengusut mafia tanah dan jangan sampai ada aparat penegak hukum yang membeking mafia tanah.

“Bareskrim Polri sendiri sudah turun ke lapangan, namun dikatakan bahwa tanah yang dikuasai PTLH tersebut berasal dari hibah kepala suku atau Ninik Mamak. Padahal, Ninik Mamak sudah membantah tidak pernah memberikan hibah ke perseorangan,” kata Sugeng Teguh Santoso Ketua IPW didampingi Data Wardhana Sekjen IPW kepada media, Senin (11/10), di Jakarta.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, Ninik Mamak hanya memberikan hibah kepada Koperasi Petani Sawit Makmur (KOPSA-M) melalui Surat Mandat dari empat Suku Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau tertanggal 25 Juni 2001.

Kemudian, Ninik Mamak dari empat suku tersebut mengeluarkan Surat Pernyataan Penyerahan Hak Atas Tanah Ulayat seluas 4.000 hektar kepada 997 Petani Sawit.

Termasuk didalamnya, lahan 390 hektar yang dirampas oleh PTLH yang dimiliki oleh 200 petani anggota KOPSA-M.

“Bahkan dari kasus perampasan lahan petani tersebut, Ketua Koperasi Petani Sawit Makmur Anthony Hamzah ditersangkakan oleh Polres Kampar, Polda Riau karena dianggap menyuruh dan membantu menyediakan sarana melakukan ancaman kekerasan terhadap PTLH,” ungkap Sugeng sapaan akrabnya.

Pos terkait