Menurut Prof Sihol Situngkir, apa yang dipaparkan Luhut sungguh benar karena kekuatan ekonomi Indonesia akhir akhir ini berkat kesuksesan program hilirisasi industri yang menghasilkan “value added” yang berlanjut pada peningkatan penerimaan negara sebagai akibat meningkatnya ekspor Indonesia di atas 30 persen tahun 2022.
Konservasi Hutan
Demikian pula menurutnya, ekspor non migas yang meningkat 31 persen tahun 2022. Tentu saja peningkatan ekspor non migas ini sebagai wujud kebijakan Pemerintah yang melarang ekspor bahan baku beralih ke ekspor barang jadi sejalan dengan implementasi kebijakan hilirisasi industri dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dua putra Batak dalam Seminar “Wealth Wisdom Mindfully Recover” ini benar-benar terlibat diskusi dan saling menguatkan implementasi kebijakan “Bio Circular Green Economy”.
Setelah Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan selesai presentasi, Prof Sihol Situngkir yang pernah sebagai narasumber di “World Congress on Green Economy” di Australia dan Surabaya beberapa tahun lalu ini ingin mengingatkan lagi tentang kesepakatan antar Negara mengenai konservasi hutan dan kesehatan lingkungan serta insentif atas wujud kinerja setiap negara untuk mewujukan “go green concept” dalam mengatasi pemanasan global.
Dengan bekal tersebut, Prof Sihol Situngkir berkesempatan menanyakan langsung hal ini kepada Jenderal Luhut Binsar Panjaitan sebagai tindak lanjut deklarasi Presidensi G20 Nusa Dua Bali.
Flashback tentang kesuksesan perhelatan Presidensi G20 di Nusa Dua Bali tanggal 15-16 November yang lalu, Prof Sihol mengawalinya dengan memberi komen positif pelaksanaan Presidensi G20.
Menurut Prof Sihol Situngkir, banyak pujian dari para Kepala Negara anggota G20 atas keberhasilan pemimpin Indonesia dalam pelaksanaan G20 termasuk implementasi program “Bio Circular Greeen Economy” menghadapi “World Climate Change” akibat penanasan global.