Medan-Mediadelegasi : Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang sebagai solusi untuk meningkatkan gizi anak-anak di seluruh Indonesia, justru berujung petaka. Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan, sebanyak 5.914 orang menjadi korban keracunan akibat program ini, terhitung sejak Januari hingga September 2025.
Data BGN menunjukkan fluktuasi kasus keracunan dari bulan ke bulan. Pada Januari, tercatat 94 orang mengalami keracunan, kemudian meningkat menjadi 496 orang pada Februari. Setelah sempat menurun di bulan April dengan 313 kasus, dan Mei sebanyak 433 kasus, angka keracunan kembali melonjak di bulan-bulan berikutnya.
Juli mencatat 380 kasus keracunan, namun puncaknya terjadi pada Agustus dengan 1.988 kasus dan September dengan 2.210 kasus. Ironisnya, pada bulan Maret dan Juni, BGN mencatat nihil kasus keracunan MBG.
Penyebab utama keracunan ini diidentifikasi berasal dari berbagai bakteri berbahaya yang mengkontaminasi makanan dan minuman yang disajikan dalam program MBG. Bakteri E. coli ditemukan dalam air, nasi, tahu, dan ayam. Staphylococcus aureus mencemari tempe dan bakso. Salmonella ditemukan dalam ayam, telur, dan sayur. Bacillus cereus mencemari mie, sementara Coliform, PB, Klebsiella, dan Proteus mencemari air.
Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, menyampaikan permohonan maaf atas insiden keracunan yang menimpa ribuan warga. Dengan suara bergetar dan air mata berlinang, ia mengakui kesalahan BGN dalam menjalankan program MBG.
“Kami mengaku salah, kami mengaku salah atas apa yang terjadi, insiden pangan ya, insiden pengamanan pangan,” ucap Nanik di Kantor BGN, Jumat (26/9/2025).






