
Sedangkan sejumlah rekomendasi dalam revalidasi Kaldera Toba oleh Unesco Tahun 2023, di hadapan RDPU Komisi X DPR RI itu KMDT menyampaikan pentingnya melakukan identifikasi dan inventarisasi dari natural dan cultural heritage yang belum ditetapkan.
Kemudian, international course tentang geopark by Unesco adalah: Badan Pengelola Harus memahami Unesco global Geopark, professional dan berkompeten. Struktur Organisasi Independent , sangat tidak bagus dengan pendekatan exofficio (tidak disarankan Unesco) seperti saat ini, karena tidak sustainable memiliki dana operasional. “Apabila diplotkan dalam APBD atau APBN hendaknya dengan system hibah,” katanya.
BACA JUGA: Rakernas ke-IV KMDT Final di Hotel Sultan
Menurutnya, penting melaksanakan operasional harus dengan hati, penguatan dan penyatuan persepsi. General Manager harus melakukan pemanfaatan yang tepat arah. Pengemasan seluruh kegiatan dan kebijakan stakeholder menjadi bahagian dari partnership.
KMDT juga merekomendasikan komunikasi intensif. ”Salah satu kelemahan karena tidak melakukan komunikasi intensif,” ujarnya seraya menyebutkan sekretariat juga harus dilengkapi dengan personal yang memahami hakikat assessment/revalidasi, mampu berbahasa Inggris dalam surat menyurat serta aktif melakuka pengecekan dan monitoring terhadap website dan seluruh kegitan UNESCO serta menyebarkan kepada anggota Badan Pengelola.
Rekomendasi yang tak kalah pentingnya adalah, pengembangan lokasi panel, pengayaan materi dan desain panel, Website, Media Sosial lainnya, Blogg, Buletin, Penelitian dan lain-lain. Penambahan logo UNESCO pada brosur, panel, leaflet yang berkaitan dengan Geopark.
Sepuluh Fokus UGGp
Pada RDPU Komisi X DPR RI itu, KMDT juga mengungkap sepuluh focus Unesco Global Geopark (UGGp).
Adalah Sumber Daya Alam: UGGp menginformasikan tentang pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, baik dalam aspek pertambangan, digali atau dimanfaatkan dari lingkungan sekitarnya, juga mempromosikan rasa hormat terhadap lingkungan dan keutuhan landscape.